Electronic City Lepas 333 Juta Lembar Saham
PT. Electronic City Indonesia Tbk, perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan ritel produk elektronik, berencana merealisasikan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di awal bulan Juli 2013. Rencananya sebanyak-sebanyaknya 333.333.000 lembar saham yang mewakili sebanyak-banyaknya 25% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO akan dilepas ke masyarakat. Perseroan akan melaksanakan program Employee Stock Allocation (ESA) dengan mengalokasikan Saham sebanyak-banyaknya sebesar 2% (dua persen) dari jumlah penerbitan saham yang ditawarkan atau sebanyak-banyaknya sebesar 6.666.660 saham dan akan menerbitkan opsi Saham untuk MSOP sebanyak-banyaknya sebesar 1% (satu persen) dari jumlah keseluruhan saham yang akan diterbitkan dan ditempatkan atau sebanyak-banyaknya sebesar 13.333.300 saham.
Adapun periode bookbuilding akan dilakukan mulai Rabu 5 – 14 Juni 2013. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan diperkirakan akan diperoleh tanggal 21 Juni 2013, sehingga masa penawaran umum akan dilakukan pada 25 – 27 Juni 2013, kemudian dilanjutkan dengan pencatatan saham di PT Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3 Juli 2013.
Manajemen PT Electronic City Indonesia Tbk telah menunjuk PT Danareksa Sekuritas sebagai penjamin pelaksanan emisi, Konsultan Hukum Hadiputranto, Hadinoto & Partners, Kantor Akuntan Publik Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny dan PT Ficomindo Buana Registrar sebagai Biro Administrasi Efek. Manajemen juga telah menunjuk Credit Suisse sebagai Sole Global Coordinator.
Saham PT Electronic City Indonesia Tbk dapat menjadi pilihan investasi yang menarik karena didukung oleh beberapa faktor yang mendukung, diantaranya adalah kondisi makroekonomi Indonesia yang sedang bertumbuh, perkembangan kelas menengah di Indonesia dan daya beli masyarakat, dan juga fundamental perusahaan yang bagus.
Indonesia merupakan perekonomian terbesar di Asia Tenggara dan juga negara dengan populasi nomor 4 terpadat di dunia, dengan pertumbuhan PDB diperkirakan sebesar rata-rata 6% per tahun mendorong tumbuhnya kelas menengah di Indonesia. Euromonitor International mencatat pada periode 2008-2012 populasi kelas menengah dengan pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income) diatas USD 10,000 bertumbuh rata-rata sebesar 11,7%. Sejalan dengan bertumbuhnya populasi kelas menengah, nilai pembelanjaan konsumen (consumer expenditure) juga bertumbuh sebesar 10,6% pada periode yang sama.
Seiring meningkatnya pendapatan, konsumen mulai mencari dan membeli barang-barang yang dianggap dapat meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidup. Salah satunya adalah barang elektronik dan perlengkapan rumah tangga. Hal ini terbukti dari nilai pasar barang elektronik dan perlengkapan rumah tangga Indonesia yang nilainya mencapai USD 20 miliar di tahun 2012. Nilai industri ini merupakan yang terbesar di Asia Tenggara dan ke-14 terbesar secara global. Pertumbuhan nilai penjualan di industri ini diperkirakan mencapai 10,7% per tahun selama lima tahun kedepan.
Pertumbuhan industri barang elektronik dan perlengkapan rumah tangga didorong jaringan peritel modern elektronik (modern retail channel) yang memilki pertumbuhan nilai penjualan sebesar 27.8% selama periode 2010-2012 yang mana di atas rata-rat industri yaitu 19.9%, Preferensi konsumen untuk memilih peritel modern dibandingkan dengan peritel tradisional merupakan bukti bahwa konsumen menginginkan pelayanan yang prima, baik dalam pemilihan produk maupun layanan purna jual, Kedua elemen ini seringkali tidak didapatkan oleh konsumen saat berbelanja di peritel tradisional.
Sejak awal pendirian PT Electronic City Indonesia Tbk memfokuskan diri sebagai peritel modern barang elektronik dan perlengkapan rumah tangga, Flagship store PT Electronic City Indonesia Tbk yang berlokasi di Sudirman Central Business District merupakan toko elektronik pertama yang membawa konsep “Experiential and exhibition style” yang memungkinkan konsumen untuk memilih dan mencoba produk elektronik dalam suasana yang nyaman dan pelayanan profesional.
Untuk mewujudkan visi PT Electronic City Tbk sebagai pelopor dan pemimpin pasar, manajemen menerapkan strategi dual-branding melalui dua jenis toko yang tidak dimiliki oleh pesaing, yaitu Electronic City dan Electronic City Outlet dengan 3 format sekaligus yaitu Standalone/ Toko yang berdiri sendiri, Dalam mal dan Ruko. Toko Electronic City mengambil segmen pasar menengah atas sementara Electronic City Outlet lebih diarahkan untuk melayani target konsumen tingkat pemula yang baru berpindah dari peritel tradisional ke peritel modern, Walaupun berbeda segmen, PT Electronic City Indonesia Tbk menyediakan produk dan layanan yang sama untuk kedua jenis tokonya.
Strategi bisnis perseroan telah membuahkan hasil positif, merujuk kepada data Euromonitor, PT Electronic City Indonesia Tbk telah membuktikan sebagai pemimpin pasar peritel modern elektronik dengan pangsa pasar sebesar 41,5%. Dengan 36 gerai saat ini (per 31 Mei 2013), Strategi bisnis yang dijalankan oleh manajemen PT Electronic City Indonesia Tbk mampu menghasilkan produktifitas Tertinggi , yang jauh lebih tinggi yaitu hampir tiga kali lipat lebih besar dibandingkan pesaing terdekatnya (Euromonitor International).
PT Electronic City Indonesia Tbk merupakan peritel modern elektronik pertama yang memberikan asuransi gratis selama satu tahun untuk perlindungan kebakaran, banjir, petir dan badai selain pelopor dalam layanan tukar tambah (Trade-in) untuk produk tertentu, dan cicilan bebas bunga. Juga Layanan purna jual PT Electronic City Indonesia Tbk juga meliputi pemasangan, perawatan dan perbaikan produk elektronik, bahkan bagi konsumen yang membeli produk elektronik di luar jaringan gerai perseroan. Selain Bebas biaya tambahan untuk pengguna kartu kredit dan alternatif pembiayaan konsumen. Jaringan penjualan PT Electronic City Indonesia tersebar di berbagi kota di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan di lebih dari 10 kota besar dengan total luas area penjualan sebesar 39.706 meter persegi, serta didukung oleh jaringan logistik yang mencakup 8 gudang dengan luas area sebesar 10.660 meter persegi.